Engagement Rate adalah hal yang sangat fenomenal di kalangan pebisnis dunia. Di mana hal ini juga diklaim menjadi hal yang penting dalam memasarkan suatu produk agar terkenal dan meluas di berbagai kalangan. Tapi, bagi sebagian orang yang baru saja memulai bisnisnya, tentu belum mengetahui makna dari engagement rate ini.
Berikut ini ada ulasan singkat tentang engagement rate yang bisa menambahkan pengetahuan tentang metrik untuk melihat jangkauan pemasaran dalam promosi bisnis!
Definisi Engagement Rate Adalah
Engagement rate adalah metrik yang digunakan untuk mengukur tingkat interaksi audiens terhadap konten yang dipublikasikan di berbagai platform digital, terutama media sosial. Interaksi ini mencakup berbagai bentuk keterlibatan seperti likes, komentar, shares, klik tautan, penyimpanan (saves), atau tindakan lainnya yang menunjukkan bahwa audiens tidak hanya melihat konten, tetapi juga bereaksi terhadapnya.
Engagement rate sering dianggap sebagai indikator penting dalam menilai kualitas dan efektivitas suatu konten, karena angka ini merepresentasikan seberapa relevan dan menarik pesan yang disampaikan kepada target audiens. Tidak hanya sekadar angka, engagement rate memberikan gambaran mendalam tentang seberapa besar koneksi emosional dan perhatian yang berhasil dibangun antara pembuat konten dan audiens.
Konsep engagement rate berakar pada prinsip bahwa keberhasilan komunikasi digital tidak hanya diukur dari jumlah audiens yang terpapar, tetapi dari seberapa banyak yang benar-benar terlibat. Misalnya, sebuah postingan Instagram dengan 10.000 penayangan mungkin terlihat sukses, tetapi jika hanya mendapatkan 50 interaksi, maka engagement rate-nya rendah.
Sebaliknya, sebuah postingan dengan 2.000 penayangan tetapi 400 interaksi memiliki engagement rate yang jauh lebih tinggi, menunjukkan bahwa konten tersebut lebih relevan dan berdampak bagi audiens. Itulah mengapa, bagi banyak brand, engagement rate lebih penting daripada sekadar jumlah pengikut (followers count).
Dalam dunia pemasaran digital, engagement rate menjadi salah satu KPI (Key Performance Indicator) utama. Brand besar maupun kecil menggunakan metrik ini untuk mengevaluasi efektivitas kampanye, mengidentifikasi tren audiens, dan merancang strategi yang lebih tepat sasaran.
Nilai engagement rate yang tinggi menunjukkan bahwa audiens aktif merespons, sedangkan nilai rendah dapat menjadi sinyal bahwa konten perlu diperbaiki. Dengan memahami konsep ini secara mendalam, pelaku bisnis dan kreator konten dapat mengoptimalkan interaksi, membangun hubungan yang lebih kuat, dan pada akhirnya mendorong hasil yang diinginkan seperti konversi penjualan atau peningkatan loyalitas merek.
Jenis-Jenis Engagement Rate dan Cara Menghitungnya
Engagement rate tidak memiliki satu definisi tunggal karena cara pengukurannya dapat berbeda tergantung pada tujuan analisis dan platform yang digunakan. Secara umum, terdapat beberapa jenis engagement rate yang sering digunakan di industri digital marketing.
Pertama adalah Engagement Rate by Reach (ERR), yang mengukur persentase orang yang berinteraksi dengan konten dibandingkan dengan jumlah orang yang melihatnya (reach). Rumusnya adalah:
- (Jumlah Engagement ÷ Jumlah Reach) × 100%.
Metode ini sangat populer di media sosial seperti Instagram dan Facebook karena dapat memberikan gambaran seberapa efektif konten menjangkau dan memengaruhi audiens.
Jenis kedua adalah Engagement Rate by Impressions (ERI), yang menghitung keterlibatan berdasarkan jumlah tayangan konten (impressions). Rumusnya adalah:
- (Jumlah Engagement ÷ Jumlah Impressions) × 100%.
Metode ini cocok digunakan ketika satu audiens mungkin melihat konten lebih dari sekali, sehingga total tayangan lebih besar dari jangkauan unik. Jenis ini sering digunakan di platform seperti Twitter dan LinkedIn, di mana audiens bisa melihat ulang konten berkali-kali.
Selanjutnya, jenis lainnya adalah Engagement Rate by Posts (ERP), yang bisa mengukur rata-rata keterlibatan pada setiap konten yang diposting dalam periode tertentu. Rumusnya:
- (Total Engagement ÷ Jumlah Postingan) ÷ Jumlah Followers × 100%.
Jenis ini sering digunakan untuk menilai performa keseluruhan konten dalam jangka waktu tertentu, misalnya sebulan. Selain itu, ada Daily Engagement Rate (DER) yang menghitung keterlibatan harian dibandingkan dengan jumlah pengikut, sehingga cocok untuk akun yang memposting secara konsisten.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan jenis engagement rate yang tepat bergantung pada tujuan analisis. Misalnya, jika ingin mengetahui efektivitas kampanye iklan berbayar yang memiliki reach luas, ERR adalah pilihan yang tepat.
Namun, jika fokusnya adalah mengukur respons terhadap posting rutin di akun media sosial, ERP atau DER mungkin lebih relevan. Hal ini menunjukkan bahwa memahami jenis-jenis engagement rate sangat penting agar analisis yang dilakukan benar-benar mencerminkan performa sebenarnya.
Penerapan Engagement Rate dalam Dunia Digital
Dalam praktiknya, engagement rate digunakan secara luas oleh perusahaan, pemasar, kreator konten, dan influencer untuk berbagai tujuan strategis. Di dunia influencer marketing, engagement rate menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan brand sebelum menjalin kerja sama.
Seorang influencer dengan 20.000 pengikut dan engagement rate 8% sering kali dianggap lebih bernilai daripada influencer dengan 100.000 pengikut tetapi engagement rate hanya 1%. Hal ini karena engagement rate tinggi menunjukkan bahwa pengikut tersebut aktif, tertarik, dan percaya pada konten yang dibagikan.
Baca Juga : Logo dan Makna, Simbol yang Diam Namun Menyimpan Cerita, Identitas, dan Kekuatan Mempengaruhi Pikiran
Dalam strategi media sosial perusahaan, engagement rate membantu menilai apakah konten yang dipublikasikan berhasil mendorong interaksi. Misalnya, perusahaan yang meluncurkan kampanye promosi produk baru dapat menggunakan engagement rate untuk mengukur tingkat respons audiens terhadap postingan promosi, video peluncuran, atau iklan berbayar. Jika engagement rate tinggi, ini menandakan pesan yang disampaikan relevan dan mampu memicu keterlibatan, sedangkan engagement rate rendah dapat menjadi sinyal untuk melakukan penyesuaian konten atau strategi distribusi.
Engagement rate juga digunakan dalam analisis kompetitor. Dengan membandingkan engagement rate antara akun media sosial sendiri dan pesaing, sebuah brand dapat menilai posisi mereka di pasar digital.
Misalnya, jika kompetitor memiliki engagement rate lebih tinggi, mungkin ada teknik storytelling, gaya visual, atau interaksi yang lebih efektif yang bisa diadopsi. Tidak hanya itu, engagement rate juga menjadi metrik penting dalam pelaporan hasil kerja kepada klien, terutama bagi agensi digital marketing. Angka ini dapat menjadi bukti nyata efektivitas kampanye yang dijalankan.
Selain itu, keberadaan engagement rate adalah menjadi parameter penting dalam menentukan algoritma distribusi konten di platform media sosial. Algoritma biasanya memberikan prioritas lebih tinggi pada konten dengan engagement rate tinggi karena dianggap lebih relevan dan menarik bagi pengguna.
Artinya, semakin tinggi engagement rate, semakin besar kemungkinan konten menjangkau audiens yang lebih luas, baik secara organik maupun melalui rekomendasi platform. Hal ini menjadikan engagement rate bukan hanya indikator hasil, tetapi juga faktor yang dapat mempengaruhi performa konten selanjutnya.
Keberadaan engagement rate adalah untuk memasarkan produk secara online ini pun sangat penting, bahkan ini juga akan mempermudah pebisnis dalam memantau sejauh mana produknya tersebar dan sampai sehingga bisa diadakan evaluasi atas segala hal yang telah dilakukan dalam promosi bisnis.
