Desain grafis membutuhkan beberapa kemampuan penunjang yang berguna untuk menyelesaikan pekerjaan. Kemampuan tersebut terbagi ke dalam dua bagian, yakni soft skill dan hard skill desain grafis. Artikel ini akan membahas tentang hard skill desain grafis saja.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan industri mengharuskan seorang desainer grafis untuk menguasai banyak hard skill. Terutama yang berkaitan dengan software desain. Seorang desainer grafis profesional wajib memiliki kemampuan yang sepadan.
Apa Itu Hard Skill Desain Grafis?
Sederhananya, hard skill desain grafis adalah keterampilan teknis tentang desain yang dapat dipelajari melalui pendidikan atau pelatihan tertentu. Berbeda dengan soft skill desain grafis yang berupa kemampuan non teknis.
Hard skill yang berkaitan desain desain grafis ini dapat terus diasah melalui praktik, kursus, atau proyek-proyek desain secara nyata. Menguasai beberapa hard skill bertujuan untuk menciptakan karya yang menarik dan meningkatkan efisiensi kerja seorang desainer grafis.
Desainer grafis dituntut untuk terus mengasah kemampuan dengan mengikuti tren terbaru di era digital seperti saat ini.Kinerja desain grafis menjadi semakin baik ketika menguasai lebih dari satu hard skill.
Pentingnya Hard Skill untuk Pekerjaan Seorang Desain Grafis
Ahli desain grafis wajib menyadari pentingnya hard skill untuk menunjang pekerjaannya. Dengan kemampuan yang mumpuni, seorang desainer grafis bisa menciptakan karya desain yang lebih berkualitas.
Hard skill yang kuat mendukung desainer untuk menghasilkan karya yang tidak hanya bagus secara visual saja. Namun, juga memiliki nilai strategis yang mendukung tujuan pemasaran sebuah brand atau produk.
Desainer grafis yang sudah profesional umumnya menguasai beberapa hard skill dengan matang. Sementara, desainer pemula memiliki hard skill yang lebih terbatas. Semakin tinggi penguasaan hard skill, semakin besar pula peluang desainer untuk bekerja di industri kreatif.
Tanpa keterampilan teknis yang memadai, ide kreatif saja tidak bisa terwujud. Pemahaman mendalam tentang alat dan teknik desain sangat diperlukan agar hasil akhir karya desain memiliki nilai estetika dan fungsional yang optimal.
10 Hard Skill Desain Grafis yang Menunjang Pekerjaan di Industri Kreatif
Lantas, apa saja hard skill desain grafis? Jawaban terkait hal tersebut dijelaskan secara rinci pada penjelasan selanjutnya. Hard skill yang kuat ikut menentukan efisiensi kerja seorang desainer grafis.
Rangkuman terkait beberapa hard skill desain grafis yang wajib untuk dimiliki seorang desainer grafis tersaji pada penjelasan di bawah ini. Keterampilan teknis yang mumpuni menentukan kualitas seorang desainer grafis.
1. Tipografi
Skill desain grafis di CV tidak mungkin terlepas dari kemampuan tentang tipografi. Meski terlihat remeh, keterampilan tipografi sangat menunjang pekerjaan seorang desainer grafis. Pemilihan font untuk desain membutuhkan kemampuan tersendiri.
Tipografi mencakup pengetahuan teknis tentang struktur huruf, kerning, leading, measure, alignment, baseline grid, dan rhythm. Keterampilan tipografi bisa dinilai melalui akurasi dan konsistensi penerapan desain.
Ketersediaan font yang beragam memerlukan kemampuan khusus untuk memadukannya dengan desain. Artinya, pemilihan font untuk desain tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Tanpa mempertimbangkan aspek desain lainnya.
Dalam praktik profesional, tipografi yang baik mampu meningkatkan keterbacaan dan kredibilitas desain. Baik untuk desain di media cetak maupun media digital. Skill tipografi tergolong sebagai kemampuan yang fundamental.
2. Mengikuti Brand Guidelines
Hard skill desain grafis juga mencakup pengetahuan mengenai pemahaman brand guidelines. Kemampuan ini umumnya mencakup tentang beberapa hal. Meliputi penggunaan logo, tipografi, palet warna, grid, tone of voice visual, hingga aturan foto.
Seorang desainer grafis harus bisa membaca, menafsirkan, dan mengaplikasikan guideline ke beragam medium. Misalnya saja poster, kemasan produk, UI, atau sosial media brand. Perlu adanya ketelitian dan profesionalitas untuk menerapkan hal ini.
Perusahaan yang menggunakan jasa desainer grafis tentu merasa lebih puas jika hasil desain sesuai dengan arahan brand guidelines. Jika hasil desain menyimpang dari brand guidelines, perusahaan akan kesulitan untuk menggunakan hasil desain.
Desainer yang mampu mengikuti pedoman brand dengan baik akan lebih dihargai. Tidak hanya menjual kreativitas, desainer juga perlu memahami strategi komunikasi visual yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini menjadi nilai tambah dalam dunia kerja.
3. Memilih Set Warna yang Cocok untuk Desain
Contoh hard skill desain grafis berikutnya yakni memilih set warna yang cocok untuk desain. Hard skill ini tergolong penting karena mempunyai peranan besar untuk membangun kesan audiens terhadap desain.
Setiap warna memiliki makna dan dampak emosional tertentu yang dapat mempengaruhi persepsi audiens terhadap brand. Misalnya, warna-warna cerah dan berani sering kali menjadi identitas produk untuk anak-anak.
Sementara, warna-warna netral atau pastel lebih sesuai untuk brand yang ingin tampil elegan. Desainer juga harus mempertimbangkan kontras warna agar teks dan elemen visual mudah terbaca.
Pemilihan set warna yang menyimpang atau tidak cocok membuat tampilan hasil karya desain menjadi buruk. Hal ini mengakibatkan kepercayaan audiens terhadap brand menjadi menurun. Pengaruh pemilihan warna yang sesuai berdampak pada citra brand.
4. Manajemen Waktu Ketika Menyelesaikan Desain
Salah satu hard skill desain grafis yang terpenting yakni kemampuan mengatur manajemen waktu. Desainer grafis perlu menyusun jadwal kerja, mengatur prioritas, dan membagi waktu untuk bekerja secara efektif.
Kemampuan manajemen waktu berhubungan langsung dengan produktivitas dan kepuasan klien. Pasalnya, setiap proyek desain biasanya memiliki tenggat waktu yang ketat. Tidak fleksibel sesuai keinginan desainer grafis.
Hasil desain yang selesai tepat waktu menjadi nilai tambah tersendiri di mata klien. Terlebih ketika hasil desain sudah sesuai dengan kebutuhan klien. Kepuasan klien turut mendukung citra desainer grafis menjadi semakin baik.
Seorang desainer grafis yang menyelesaikan hasil desain di luar tenggat waktu mencerminkan sikap yang tidak profesional. Kepuasan klien tentu menurut jika menjumpai hal semacam ini.
5. Memahami Prinsip Desain
Keterampilan desain tergolong sebagai keterampilan yang kompleks. Oleh karena itu, desainer grafis perlu mempelajari beberapa hal jika ingin bekerja secara maksimal. Termasuk prinsip desain yang menjadi pondasi dalam menciptakan karya desain.
Dengan menguasai beberapa prinsip-prinsip desain, seorang desainer dapat menempatkan elemen desain secara tepat. Kemudian, pesan yang ingin disampaikan juga bisa diterima oleh audiens dengan jelas dan gamblang.
Tanpa adanya pemahaman mengenai prinsip desain, karya visual terlihat berantakan. Bahkan, pesan yang akan diangkat juga gagal tersampaikan ke audiens. Desainer grafis perlu untuk memahami prinsip-prinsip desain dengan baik.
- keseimbangan
- kontras
- hierarki
- kesatuan
- proporsi
- ritme
- kedekatan (proximity)
Pekerjaan desain grafis membutuhkan keterampilan dan penguasaan yang kompleks. Setiap keterampilan saling berhubungan satu sama lain. Perlu adanya praktik agar keterampilan desainer grafis bisa terasah dengan baik.
6. Keterampilan Fotografi
Banyak proyek desain yang membutuhkan pemakaian foto berkualitas tinggi. Oleh karena itu, hard skill desain grafis yang berkaitan dengan keterampilan fotografi tidak bisa dianggap remeh.
Seorang desainer dapat menghasilkan gambar sesuai kebutuhan brand tanpa harus selalu bergantung pada stok foto dari pihak lain. Keterampilan ini mencakup pemahaman teknis tentang beberapa hal. Termasuk komposisi, angle, dan pengaturan kamera.
Foto berkualitas tinggi akan menjadi elemen visual yang memperkuat pesan desain. Hasilnya, karya desain terlihat lebih profesional. Keterampilan ini bisa mendatangkan keuntungan yang besar bagi desainer grafis.
Dalam dunia kreatif yang kompetitif, desainer dengan kemampuan fotografi memiliki keunggulan tersendiri. Pasalnya, hard skill ini ikut menunjang kecepatan kerja seorang desainer grafis.
7. Memahami Software Desain
Serupa dengan hard skill illustrator, seorang desainer grafis wajib menguasai beberapa software desain. Bukan tanpa sebab, software menjadi alat utama untuk mewujudkan ide kreatif menjadi karya nyata.
Tanpa pemahaman yang baik terhadap software, ide kreatif tidak akan bisa dieksekusi dengan optimal. Seorang desainer yang terampil dalam menggunakan software lebih cepat menyesuaikan desain sesuai permintaan klien.
Kemampuan ini mencakup pengetahuan tentang fitur, shortcut, dan teknik kerja non-destruktif. Dengan pemahaman software, desainer grafis bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tepat.
- Adobe Photoshop
- Adobe InDesign
- Adobe Illustrator
- GIMP
- CorelDRAW
- InDesign
- Figma
- Vectr
8. Prinsip Desain Khusus UX
Banyak desainer grafis yang dipekerjakan untuk mengatur layout aplikasi maupun website di era serba digital seperti sekarang. Dengan pemahaman prinsip desain UX, desainer grafis bisa menciptakan tampilan visual yang menarik dan intuitif untuk pengguna aplikasi/website.
Pemahaman tentang prinsip desain UX bisa dipelajari melalui kelas, kursus, atau pembelajaran secara mandiri. Meski tergolong sulit, kemampuan ini ikut menambah keahlian seorang desainer grafis yang membedakannya dengan kompetitor lain.
9. Pengeditan Foto
Sebuah foto sering kali menjadi elemen utama dalam beberapa desain. Baik untuk kebutuhan desain cetak maupun digital. Seorang desainer grafis dituntut memiliki kemampuan melakukan pengeditan foto.
Termasuk retouching, memperbaiki warna, menghapus objek yang tidak diinginkan, hingga menggabungkan beberapa gambar. Dengan begitu, visual gambar terlihat jauh lebih menarik di mata audiens.
Hard skill desain grafis satu ini juga membantu desainer dalam menghemat waktu dan biaya. Ketika mendapati gambar yang tidak sesuai, desainer tidak perlu melakukan sesi foto ulang. Desainer bisa mengoptimalkan gambar yang sudah ada melalui beberapa pengeditan.
Hasil pengeditan foto yang rapi dan realistis akan memberikan kesan profesional pada desain. Oleh karena itu, penguasaan teknik pengeditan foto menjadi keterampilan teknis yang wajib dikuasai dalam pekerjaan desain grafis.
10. Kemampuan Mempresentasikan Desain
Seorang desainer harus mampu menjelaskan alasan di balik setiap pilihan desain. Meliputi penggunaan warna, tipografi, atau tata letak. Hal ini bertujuan agar klien lebih paham tentang pesan-pesan yang ada di dalam karya desain.
Presentasi yang baik tidak hanya berkaitan dengan proses menunjukkan hasil akhir desain saja. Seorang desainer juga perlu memikirkan secara matang fungsi setiap elemen desain yang tercantum di dalam karya.
Desainer yang menguasai hard skill desain grafis ini, bisa menyampaikan gagasan dengan jelas. Kepercayaan klien lebih mudah didapatkan. Kemampuan mempresentasikan desain akan menjadi nilai tambah yang membedakannya dengan desainer lain.
Dengan kemampuan ini, desainer dapat meyakinkan klien bahwa hasil karyanya telah melewati tahapan pengerjaan yang matang. Presentasi yang baik juga memperlihatkan proses kreatif. Mulai dari riset, sketsa awal, hingga hasil akhir.
Tugas Seorang Desain Grafis
Desainer yang menguasai banyak hard skill desain grafis mampu menyelesaikan tugas dalam waktu cepat. Lantas, apa saja tugas seorang desainer grafis? berikut terdapat penjelasan lengkap mengenai hal tersebut.
1. Mendesain Materi Promosi
Keterampilan yang dibutuhkan untuk desainer grafis menjadi modal utama untuk menyelesaikan tugasnya. Termasuk tugas untuk mendesain materi promosi. Biasanya desainer grafis memiliki tugas untuk membuat brosur, poster banner, konten, hingga flayer.
Proses pembuatan materi promosi brand juga memerlukan kreativitas tinggi dan kemampuan memahami tren yang sedang berjalan. Dengan begitu, hasil desain materi promosi hasil karya desainer grafis tidak terlihat membosankan bagi audiens.
Desain promosi yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan klien akan meningkatkan efektivitas dari kampanye pemasaran sebuah brand. Oleh karena itu, pengerjaannya memerlukan keahlian tersendiri dari desainer grafis.
2. Membuat Identitas Visual Sebuah Brand
Aspek identitas visual sebuah brand umumnya terdiri dari logo, palet warna, tipografi, dan elemen grafis pendukung lainnya. Semua komponen ini harus dirancang agar mampu menggambarkan karakter dan nilai dari brand.
Seorang desainer grafis sebaiknya melakukan riset yang mendalam mengenai target audiens dan karakteristik brand sebelum membuat identitas. Hal ini penting agar logo dan elemen desain lainnya tetap relevan dengan citra brand.
Contohnya, ketika desainer grafis menangani brand teknologi. Sebaiknya desainer memilih ide-ide desain yang minimalis dengan penggunaan warna-warna modern. Sementara untuk brand kuliner, desainer bisa memanfaatkan warna-warna yang menonjolkan kesan bersahabat.
3. Menyusun Layout
Hard skill desain grafis di CV ikut menentukan seberapa jauh pengalamannya. Keterampilan ini menunjukkan bahwa seorang desainer tidak hanya bisa menciptakan desain indah. Namun, juga mengatur layout dengan cara yang logis dan komunikatif.
Setiap media membutuhkan penyesuaian tata letak sesuai dengan format dan kebutuhan tertentu. Misalnya, layout website harus responsif agar tetap terlihat baik di layar desktop maupun smartphone.
Layout yang baik bisa mengarahkan pandangan audiens untuk melihat informasi desain ke bagian penting terlebih dahulu. Di sinilah pemahaman tentang prinsip desain seperti hierarki, keseimbangan, dan kontras sangat diperlukan oleh desainer grafis.
4. Mengolah Gambar agar Tampilannya Lebih Baik
Tugas mengolah gambar sering kali dilakukan oleh desainer grafis untuk menghasilkan gambar dengan nilai visual yang tinggi. Proses ini mencakup retouching, color correction, cropping, hingga menghapus atau menambahkan elemen pada foto.
Hal ini menjadikan keterampilan mengolah gambar sebagai hard skill penting yang menunjang semua jenis proyek desain. Desainer grafis harus memiliki kejelian dan ketelitian tinggi agar hasil editan tidak terlihat kaku atau tidak natural.
Kemampuan mengolah gambar juga diperlukan untuk menggabungkan beberapa elemen foto menjadi satu komposisi yang harmonis. Misalnya, membuat desain poster membutuhkan kemampuan memadukan latar belakang, objek, serta teks.
5. Membuat Desain UI/UX untuk Aplikasi dan Website
Di era digital, banyak desainer grafis yang juga memiliki tugas membuat desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX). Desain UI berfokus pada tampilan visual seperti tombol, ikon, atau warna.
Sementara, UX berfokus pada kemudahan penggunaan serta kenyamanan pengguna saat berinteraksi dengan aplikasi atau website. Desainer grafis yang menguasai keduanya tentu memiliki nilai lebih di industri kreatif.
Dengan menguasai pembuatan desain UI/UX, seorang desainer grafis dapat memperluas keahlian teknisnya. Daya saing di industri kreatif yang semakin berkembang pesat harus diimbangi dengan kemampuan yang unggul.
Penutup
Hard skill desain grafis terdiri dari beberapa keterampilan. Meliputi tipografi, prinsip desain, kemampuan memilih set warna, hingga melakukan pengeditan foto. Dengan kemampuan yang matang desainer bisa menunjukkan kualitasnya di industri saat ini.
Keahlian seorang desainer grafis perlu diasah secara terus-menerus melalui penerapan beberapa proyek. Tanpa mengasah keahliannya, keterampilan desainer grafis tidak akan berkembang mengikuti tren yang berjalan di industri.